Tuesday, July 30, 2019

Manfaat Mineral Zeolit untuk Bidang Perikanan


Penyebab Keracunan Besi (Fe) sangat beragam, tidak hanya ditentukan oleh faktor tanah (pH, kadar besi yang tinggi, kahat hara dan tidak seimbangnya hara tanah), tetapi juga dapat disebabkan oleh keadaan air irigasi dan lokasi.
Karena itu keracunan besi dapat diatasi dengan berbagai cara
(perbaikan saluran drainase, pemberian kapur, pemupukan K (KCl dan abu sekam), Pupuk P, Pupuk Organik, dan penggunaan Varietas Toleran Keracunan Besi.

Gejala Keracunan Besi pada Tanaman Padi
Terbentuknya bintik-bintik kecoklatan pada ujung daun tua, kemudian berkembang menjadi merah kecoklatan, oranye, atau kekuningan pada seluruh daun yang kemudian menjadi kering dan menggulung.

Perakaran tanaman pendek, kasar, dan berwarna kecoklatan serta dalam keadaan yang parah, akar tanaman membusuk.

Gejala timbul pada fase pertumbuhan tanaman, tetapi pada umumnya pada saat berbunga dan keluar malai.


Penyebab dan Masalah Keracunan Besi :
1. Kelebihan Serapan Besi (> 300 ppm) oleh Tanaman.
Penyebabnya beragam (lingkungan fisik dan kimia tanah yang tidak menguntungkan, pH tanah rendah, tingginya kadar larut Fe ++ dan peranan Kalium.

2. Stres Hara Ganda (multiple nutritional stress)
Kahar P, K, Ca, dan Zn yang mengakibatkan lemahnya system perakaran tanaman sehingga Fe secara otomatis terserap oleh tanaman.

3. Buruknya Drainase
Lokasi yang berdrainase buruk terdapat di daerah cekungan dengan permeabilitas tanah yang rendah dan tingginya kadar besi aktif di tanah yang potensial

4. Kadar Kalium dan Silikat pada Jaringan tanaman rendah
Oleh karena itu tanaman rentan terhadap penyakit dan tanaman keracunan besi mudah tertular penyakit bercak coklat.


Upaya Pengendalian Keracunan Besi

1. Pemupukan dengan Kalium
Pupuk Kalium secara konsisten meningkatkan hasil padi dan mengatasi keracunan besi.
Sedangkan Pupuk P tidak tanggap mengatasi keracunan besi, walaupun P dapat meningkatkan hasil tanaman padi.

Jika tanaman tanggap terhadap Pupuk K, maka tanggapannya akan berkurang terhadap Pupuk P.

Aplikasi Pupuk K 30 HST (top dressing) atau diberikan 2 sampai 3 kali akan meningkatkan hasil tanaman padi.
Hal ini menunjukkan bahwa efesiensi pemupukan K dapat ditingkatkan.

2. Pemberian Pupuk Berimbang (NPK)
Jika pupuk diberikan secara berimbang atau lengkap, maka akan meningkatkan hasil 2 kali lipat dibandingkan dengan hanya memberikan Pupuk N dan P saja.

Hal ini menunjukkan bahwa keseimbangan hara, terutama N dan K sangat diperlukan guna mengatasi munculnya gejala keracunan besi.

Walaupun demikian pemberian Pupuk N yang tinggi akan merangsang munculnya keracunan besi.
Oleh karena itu, nutrisi K selalu berhubungan dengan suplai dari N dan efesiensi penggunaan N berhubungan erat dengan Pupuk K.

3. Varietas Padi yang Toleran
Penggunaan varietas toleran merupakan suplemen dan salah satu alternatif untuk mengatasi keracunan besi terutama di tanah sulfat masam.

4. Pengeringan Lahan dan Pemberian Pupuk K
Gejala keracunan besi tampak jelas ketika tanaman dalam fase pertumbuhan anakan aktif dan saat bunting atau keluar malai.
Oleh karena itu, pada fase tersebut dapat diupayakan dengan cara pengeringan lahan dan pemberian Pupuk K

Minimal pengeringan lahan dilakukan 2 kali (umur 30 dan 60 HST), hal ini dapat mencegah keracunan besi yang sekaligus akan meningkatkan hasil padi.

5. Penggunaan Bahan Organik
Pupuk Organik dari kotoran ayam lebih baik dari bahan organik lainnya.
Walaupun demikian kotoran hewan lebih baik dibandingkan dengan Pupuk Hijau atau sisa tanaman.

Kotoran ayam mengandung P dan K yang lebih tinggi dibanding bahan organik lainnya.

Efesiensi pemberian Pupuk K meningkat dengan pemberian pupuk organik.
Bahan organik akan menggantikan peranan Pupuk K pada tanah keracunan besi di lahan sawah.

Pemberian bahan organik tanpa Pupuk K hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian Pupuk K tanpa bahan organik.

Bahan organik akan memberikan daya pegang tanah terhadap hara yang diberikan, terutama K yang mudah tercuci dan akan merangsang pertumbuhan akar rambut serta meningkatkan kemampuan mekanisme penolakan Fe.

Selain itu, bahan organik mempercepat reduksi tanah dan meningkatkan populasi mikroba pereduksi dan penumpukan Fe ++ (serapan Fe menjadi rendah).


Kesimpulan :

1. Keracunan besi pada padi sawah karena tingginya fungsi serapan Fe++  yang dirangsang oleh kahat K dan cukup tingginya kadar besi pada air tanah

2. Pemberian Pupuk K yang tepat (jumlah dan waktu) dapat mengatasi keracunan besi dan meningkatkan hasil padi

3. Pemberian Pupuk K 100–150 kg K2O/Ha dapat meningkatkan hasil 2 kali lipat dibandingkan hanya memberikan N dan P

4. Pupuk P (135 kg P2O5/Ha) tidak dapat mengatasi keracunan besi, tetapi dapat meningkatkan hasil padi pada sawah keracunan besi

5. Manipulasi pengeringan dan penggenangan lahan sawah (drainase) dan penggunaan varietas toleran dapat menekan keracunan besi dan meningkatkan hasil padi

6. Penggunaan bahan organik meningkatkan hasil padi yang ditanam di lahan sawah keracunan besi dan dengan adanya bahan organik, maka penggunaan Pupuk K akan lebih efisien.

7. Bahan organik kotoran ayam lebih efektif mengendalikan keracunan besi dibandingkan bahan organik lainnya

8. Bahan organik kotoran hewan lebih baik dibandingkan _Pupuk Hijau_ dan sisa tanaman untuk mencegah Keracunan Besi
Share:

0 comments:

Post a Comment

Definition List

Unordered List

Support